Sumatera Barat, mitranegara_gpri-ak.com
“Sampah” tidak terlepas dari aktivitas manusia sehari-hari. Mulai dari rutinitas manusia di pagi hingga malam hari berpotensi menghasilkan sampah. Sehingga manusia itu sendiri disebut sebagai “penyampah”. Kabupaten Solok merupakan salah satu daerah dengan potensi sampah yang tinggi.Menurut statistik, jumlah penduduknya tahun 2021 yaitu 391.497 jiwa. Sedangkan satu jiwa menghasilkan 0.7 kg sampah setiap harinya. Artinya ada 266.217,96 kg sampah per hari yang perlu dilakukan pengelolaannya secara berkelanjutan.
Berbagai upaya sudah dilakukan oleh pemerintahan Kabupaten Solok untuk pengelolaan sampah melalui Dinas Lingkungan Hidup. Namun persoalan persampahan tak kunjung usai, masih saja menjadi isu yang seolah sulit diatasi bersama.
PKBI (Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia) daerah Sumatera Barat sebagai mitra pelaksana program CSR PT. Tirta Investama AQUA Solok dan dukungan Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Solok berkolaborasi dalam upaya pengurangan dan penanggulangan sampah berkelanjutan melalui kegiatan talkshow “Tata Kelola Persampahan Kabupaten”. Kegiatan yang disemboyankan dengan tagline “Peduli Lingkungan, Peduli Sampah” tersebut dilaksanakan pada Kamis, 22 September 2022 di aula pertemuan Bapelitbang, Arosuka, Kabupaten Solok.
Kegiatan yang dibuka oleh Asnur, SH, MM selaku Kepala DLH mewakili Bupati Kabupaten Solok ini menghadirkan 12 OPD terkait, tujuh perwakilan wali nagari dengan sistem pengelolaan sampah yang unik, pimpinan perusahaan swasta dan juga direktur bank sampah potensial di Kabupaten Solok.Diskusi permasalahan dan isu persampahan ini menghadirkan tiga orang narasumber yaitu Abdul Syam, S.Sos, M.Si sebagai education and upstream circularity packaging manager Danone Aqua, Asnur, SH, MM sebagai Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Solok dan Syaifuddin Islami, STP, M,Si sebagai praktisi dan pengamat lingkungan. Sedangkan pemantik diskusinyanya dipandu oleh Suci Kurnia Sari, S.Sos, M.Si selaku koordinator program PKBI Sumbar.
Kegiatan ini bertujuan untuk mendialogkan isu persampahan yang representatif di Kabupaten Solok, selain itu juga menampung ide dan praktik baik partisipan terhadap pengurangan timbulan sampah dan ditutup dengan mendiskusikan strategi pengurangan sampah berkelanjutan di Kabupaten Solok.
Menurut Ilam, jakstranas (kebijakan dan strategi nasional) tentang pengelolaan sampah tidak hanyak diturunkan menjadi jakstrada, tapi jauh lebih penting jika diturunkan lagi ke dalam jakstranag yang memperhatikan kearifan lokal, sosial budaya dan potensi nagari. Beberapa strategi bisa dilakukan untuk pengurangan sampah. Di tingkat komunitas bisa melalui bank sampah seperti Bank Sampah Unit Kelok Salayang di Nagari Batang Barus. Ini akan efektif jika nagari bisa mengembangkan sistem pengelolan sampah nagari melalui dana nagari, ujarnya.AQUA Danone sebagai produsen sampah plastik, ternyata terus berkomitmen menyebarkan kebaikan dengan promosi hidrasi sehat sekaligus menjaga keberlanjutan alam. Menurut Abdul Syam, Danone AQUA perkenalkan kemasan inovatif terbaru, AQUA LIFE yang terbuat dari 100 persen bahan daur ulang dan dapat didaur ulang. Meskipun ini baru di launching di Bali, tetapi diupayakan akan berkembang ke banyak daerah.
Inovasi ini sekaligus menjadi bagian dari gerakan bijak berplastik yang menggarisbawahi tiga pilar untuk mengatasi permasalahan sampah plastik, tuturnya.
Suci PKBI Sumbar, menutup sesi dengan menyampaikan bahwa sampah menjadi permasalahan yang tak habis-habisnya dibicarakan, hal ini melatarbelakangi pentingnya pranata bank sampah yang dianggap efektif untuk menunjang circular ekonomi di tingkat nagari.
(Red Desmaisi)