Sejumlah Warga Gersik Putih menolak Penggarapan Lahan Tambak Garam

 

Jawa timur, mitranegaragpri-ak.com- Sejumlah Warga Gersik Putih Menolak Penggarapan Lahan Tambak yang berlokasi di Desa Gresik putih Kec.Gapura Kab.Sumenep Madura -Jawa timur. Kericuhan pun Terjadi antara sejumlah warga Dusun Tapa Kerbau, Desa Gersik Putih dengan pihak penggarap lahan tambak garam yang secara hukum telah memiliki Sertifikat Hak Milik (SHM) atas lahan tersebut. 6 Juli 2023.

Kedatangan sejumlah warga tersebut terlihat arogan disaat ingin memberhentikan para pekerja lahan tambak garam yang sudah memiliki SHM dan sejumlah media pun hampir kenak sasaran mereka, karena mereka menilai lahan tersebut adalah laut tempat pencahariannya yang tidak ingin dijadikan tambak garam.

Sedangkan berdasarkan informasi yang diterima media Mitra Negara dari Herman dan Endar selaku korlap aksi lahan yang mau digarap tersebut sudah memiliki SHM atas lahan itu yang diterbitkan oleh pihak BPN sekitar tahun 2009 yang lalu.

Diarea pantai tersebut terlihat ada sejumlah lahan tambak garam yang sudah dibangun dan sudah memproduksi garam, tapi tidak ada warga satupun yang mempersoalkan hal itu. Kalau bicara terkait peraturan sepadan bibir pantai, seharusnya warga itu juga melarang agar tidak dijadikan tambak garam. Hal itu yang membuat pihak pemilik SHM menilai gerak warga tersebut ada kepentingan tertentu sehingga menilai ada oknum yang menggerakkan sejumlah warga setempat dengan alasan untuk menjaga kelestarian pantai Gersik Putih Ujarnya !!!

Dalam pantauan media Mitra negara ini, sejumlah warga datang dengan tiba-tiba dan warga perempuan langsung ngoceh – ngoceh dengan bahasa kasar dan kotor, kepada para pekerja yang masih belum melakukan kegiatan apapun karena masih menunggu alat berat untuk penggarapan lahan tersebut.

Selain itu, bicara tudingan dan bahasa jorok kepada nama Kades yang bernama P. Mohab (kades setempat) karena dianggap menjual lahan tersebut. Tak hanya itu, pihak media yang sedang melakukan tugas jurnalistiknya untuk meliput kegiatan tersebut juga kena semprotan Omelan dari warga perempuan itu karena dirinya merasa direkam video oleh sejumlah para wartawan yang meliput di lokasi.

Sejumlah warga tersebut nampak terlihat brutal dan terkesan mau main hakim sendiri hingga sempat ricuh dengan sejumlah wartawan dan pekerja, sampai salah satu warga laki-laki terekam kamera media mau mengambil batu dan tiang-tiang bambu yang tertancap sebagai batas di lahan tersebut semua dicabut oleh warga. Untung tidak sampai terjadi adu jotos antara pihak.

Atas ulah dan sikap sejumlah warga tersebut yang sudah berulangkali, pihak pemilik SHM yang ingin memperkerjakan puluhan pekerja untuk menggarap lahan miliknya merasa telah dirugikan hingga puluhan juta rupiah untuk membayar pekerja dan sewa alat berat dan pekerjaan tidak bisa dilakukan.

Sedangkan pihak kordinator dari perwakilan warga tersebut enggan untuk diwawancarai oleh pihak media, hanya warga perempuan yang menyampaikan bahwa lahan tersebut tetap tidak boleh digarap.

Sedangkan Herman selaku Kuasa hukum dari klien pemilik SHM lahan tersebut menanggapi hal itu dengan nyantai dan senyum.

“Kami selaku kuasa hukum dari klien kami akan tetap melakukan sesuai hukum yang berlaku, karena klien kami sudah memiliki SHM atas lahan tersebut yang sah secara hukum,” ucap Herman saat dikonfirmasi media Mitra negara

Dirinya menyayangkan atas sikap dan perbuatan sejumlah warga yang terkesan main hakim sendiri, hingga hampir terjadi adu jotos dengan pihak wartawan dan pekerja.

“Saya sangat menyangkan sikap sejumlah warga yang terlihat arogansi tersebut, seharusnya segala persoalan yang terjadi dan merasa ada yang ganjel dengan adanya SHM itu silahkan lalui dengan proses hukum yang ada, jangan sampai main hakim sendiri hingga dan terjadi adu fisik yang nantinya akan merugikan diri sendiri,” pungkas Herman.

(Suyadi)