Edukasi Pengelolaan Sampah di Sekolah Dasar? Siapa Takut
Sumatera Barat, mitranegara Tv 11’09/2022
Warga sekolah bertanggung jawab untuk pengelolaan sampah di lingkungannya. Berbagai strategi diterapkan pihak sekolah demi terwujudnya lingkungan yang bersih dan nyaman. Seperti memberdayakan siswa membuat keterampilan dengan menfaatkan sampah plastik, becak motor Dinas Lingkungan Hidup mengumpulkan sampah residu sekolah dan memberlakukan “tiket sampah”. Praktik baik pengelolaan sampah tersebut ditemukan di Sekolah Dasar yang ada di Nagari Koto Gaek Guguak, Kabupaten Solok.
Upaya pengurangan sampah yang dilakukan oleh pihak sekolah akan lebih maksimal jika melibatkan siswa secara partisipatif. Berdasarakan penjajakan awal di lapangan, siswa pada umumnya menilai sampah sebagai sesuatu yang “terbuang, berbau dan kotor”. Untuk itu PKBI Sumbar (Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia) sebagai mitra pelaksana program CSR PT.Tirta Investama Pabrik Aqua Solok melakukan rangkaian kegiatan edukasi pengelolaan sampah kepada warga sekolah dasar.
Lebih kurang 300 siswa dan 25 orang guru terlibat aktif dalam edukasi pengelolaan sampah yang dilakukan pada Agustus hingga September 2022 dengan tema “SAMTAKU (Sampahku Tanggung-Jawabku). Tentu saja tema ini mengadopsi buku panduan pembelajaran dengan judul “Sampahku Tanggung Jawabku” yang diterbitkan oleh Kementrian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Deputi Bidang Koordinasi SDM, Iptek dan Budaya Maritim, tahun 2020. Edukasi pengelolaan sampah ini dilakukan oleh sepuluh orang kakak pendamping yang kemudian disebut dengan tim samtaku.
SDN 38 Nagari Koto Gaek Guguak yang beralamat di Jorong Linjuang Koto Tinggi adalah sekolah pertama yang dikunjungi oleh tim samtaku. Kakak pendamping yang memberikan edukasi pengelolaan sampah di masing-masing kelas menggunakan metode “belajar sambil bermain”. Materi yang diberikan yaitu apa itu sampah dan jenis-jenis sampah?, kemana perginya sampah? dan aksisku :sampahku, tanggung-jawabku. Selain edukasi di kelas, siswa juga belajar di luar kelas untuk mengamati jenis sampah yang ada lingkungan sekolah, tempat sampah dan lokasi pembuangan sampah sekolah. Siswa memahami dengan baik bahwa rutinitasnya setiap hari menghasilkan sampah. Seperti aktivitas mandi menghasilkan sampah plastik shampoo dan plastik sabun. Aktivitas belajar di sekolah menghasilkan sampah kertas dan kayu bekas rautan pensil. Aktivitas makan menghasilkan sampah organik seperti tulang ikan dan nasi sisa. Siswa melalui proses belajar tersebut dengan baik, mereka mampu menjawab pertanyaan dari kakak pendamping diakhir sesi kegiatan.
Kedua, tim samtaku berkegiatan di SDN 20 Nagari Koto Gaek Guguak. SD yang beralamat di Jorong Sukarami ini sudah bekerjasama dengan Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Solok terkait penjemputan sampah yang dilakukan dua kali dalam seminggu. Pun tersedia fasilitas tempat sampah terpilah dua. Siswa didampingi oleh tim samtaku mengajak siswa untuk menuliskan sampah apa saja yang mereka temukan di tempat sampah tersebut. Kemudian mendiskusikannya di kelas masing-masing. Tiga jenis sampah berhasil mereka identifikasi yaitu sampah organik, non-organik dan B3 (Bahan Beracun Berbahaya). Setelah memberikan edukasi, siswa berkomitmen untuk bertanggung jawab dengan sampahnya masing-masing. Hal ini tercermin dari rencana aksi yang mereka tulis yaitu; “saya berjanji mengurangi penggunakan plastik, saya berjanji memilah sampah, saya berjanji membagi ilmu ini ke adik di rumah, saya akan bergabung menjadi nasabah bank sampah”.
SD Islam Sarbainah adalah sekolah swasta yang ikut berpartisipasi memberikan edukasi pengelolaan sampah kepada siswanya. Salah satu rutinitas warga sekolah yaitu mengumpulkan “tiket sampah” yaitu siswa sebelum masuk kelas ditugaskan mengumpulkan lima jenis sampah kepada gurunya. Hal yang sama juga dilakukan ketika pulang sekolah. Cara ini cukup efektif untuk menanamkan kebiasaan peduli sampah kepada generasi penerus tersebut. Materi di kelas yang disampaikan oleh tim samtaku diikuti oleh siswa secara saksama. Nike Purnama, S.Pd.I selaku Kepala Sekolah menuturkan bahwa pihaknya optimis mengelola sampah sekolah. Beberapa siswa dan wali muridnya sudah ada yang menabung sampahnya ke Bank Sampah (Bank Sampah Unit Kelok Salayang).
Project Maneger CSR PT.Tirta Investama pabrik Aqua Solok, Jon Betrit yang menghadiri edukasi Samtaku ini menilai bahwa siswa Sekolah Dasar memiliki kemampuan untuk menyampaikan informasi pengelolaan sampah kepada orangtuanya, kakaknya dan adiknya di rumah. Jika sekolah sudah mengelola sampah dengan baik, ia harap orangtua siswa juga melakukan hal yang sama. Sehingga terbangun masyarakat sadar pengelolaan sampah. Adanya bank sampah juga membantu mengurangi timbunan sampah di TPA, tambahnya.
Hal yang sama juga disampaikan oleh Vina Rahmi selaku Direktur Eksekutif PKBI Daerah Sumbar. Pihak sekolah, selain bekerjasama dengan DLH untuk penjemputan residu sampah di sekolah. Mereka bisa menggunakan sumber daya yang ada untuk membuat bank sampah sekolah di dampingi oleh bank sampah yang sudah ada. Penting juga memberikan reward kepada siswa yang sudah tergabung sebagai nasabah bank sampah. Ia berharap ada dukungan dari semua pihak untuk lingkungan sekolah karena lingkungan yang sehat melahirkan generasi yang hebat.
(Laporan : Desmaisi Iden)