MITRA NEGARA – Aceh, mitranegaragpri-ak.com – Pekerjaan Rabat Beton di kampung Tetingi kecamatan Blangpegayon Kabupaten Gayolues baru selesai dikerjakan, Kini tampak sudah retak, Bahkan di sepanjang jalan Rabat Beton itu hanya di siram Air semin Agar tampak bagus dan licin alias cilat-cilat, dan dinilai Syarat bermasalah dan diduga demi untuk melakukan korupsi
Pasalnya Pekerjaan tersebut diduga dikarenakan kurangnya material jenis semen yang telah di anggarkan dalam pekerjaan tersebut dengan mengunakan anggaran dana desa ADD tetingi Kecamatan belangpegayon kabupaten Gayo lues. Provinsi Aceh, sangat di sayangkan karena tidak sesuai dengan Rencana Anggaran Belanja (RAB) dan terkesan Tim Penanggung jawab Kegiatan ( TPK) lebih mengutamakan keuntungan dari pada kwalitas pekerjaan. Hal ini dinilai pekerjaan ABS. “Asal jadi
Hasil Investigasi dilokasi, pada Jum’at (27/10/2023) kegiatan yang di duga menggunakan anggaran Dana Desa (ADD) Tetingi Tahun Anggaran (TA) 2023. Tidak layak dipuji oleh publik, dan diduga Tim pelaksana kegiatan itu hanya ingin meraih untung yang besar demi kepentingan segelintir kelompok, oleh karena itu, diminta aparat penegak hukum kabupaten Gayo lues dan Insepektorat setempat untuk segera meng Audit dana desa tetingi yang tersebut di atas.
Bukan hanya itu saja. Pekerjaan Rabat beton tersebut diduga tidak sesuai dengan Spesifikasi dan terkesan asal jadi. Pasalnya, selain Rabat Betonnya sudah ada yang retak, ketebalanya pun bervariasi kondisi seperti itu, mengakibatkan badan jalan Rabat Beton tersebut bergelombang.
Atas informasi Salah satu warga Desa setempat mengatakan, kalau kwalitas pekerjaan Rabat Baton itu patut dipertanyakan. Dikarenakan, material jenis semen yang digunakan pada pekerjaan itu tidak sesuai dengan Rencana Anggaran Belanja (RAB) yang sudah ditentukan. Sehingga pekerjaan yang baru selesai masih hitungan hari, kini sudah nyaris hancur dan retak-retak.
“Gimana cor betonnya gak pada retak adukannya gak sesuai sama RAB, perbandingan adukan molennya, semennya 1 sak tapi pasirnya ada yang 6 hingga 7 angkong, retaknya bukan karena panas atau karena tidak disiram air, kalau karena panas itu retaknya, retak seribu. inikan retaknya belah hingga terputus pada lebar jalan itu karena semennya kurang dan kebanyakan pasir,” Sebut warga yang tidak mau di sebutkan namanya dimedia ini
Menurutnya, pekerjaan itu seharusnya dari awal direncanakan dengan matang, dari segi manfaatnya kepada masyarakat dan kwalitas pekerjaan yang diutamakan Tambahnya lagi
“Pekerjaan itu menggunakan Dana Desa (DD), ketika dilaksanakan pada pekerjaan fisik dan kwalitas tidak sesuai dengan RAB maka harus jelas pertanggung jawabannya. Kalau pekerjaan baru berumur belum satu bulan sudah kondisi seperti itu lalu mau seperti apa jadinya kalau rabat beton itu setelah satu tahun kedepan, mungkin sudah tidak bisa dipergunakan lagi oleh warga sekitar. Nah, akhirnya pekerjaan yang menghabiskan Dana Desa (DD) ratusan juta akan sia-sia kalau kwalitas pekerjaan seperti itu, Kepala Desa sebagai penanggung jawab Anggaran, harus bertanggung jawab dengan persoalan ini, ” tukasnya.
Sementara itu, Kepala desa Tetingi Syafrudin saat dihubungi dengan panggilan WhatsApp untuk di minta datang ke lokasi kegiatan itu. Karena kegiatan tersebut tidak ada terdapat plank informasi kegiatan. Juga mau dikonfirmasi volume anggaran yang telah digunakan oleh pemerintahan desa tetingi. Namun sangat di sayangkan, kepala desa tetingi Sarifudin diduga alergi untuk di komfirmasi terkait pekerjaan rabat beton tersebut, hingga berita ini di tayangkan
Bersambung
(Red Tim)